Bitcoin Turun di Tahun 2022, Bagaimana Peluangnya di Tahun 2023 Ini?

Mungkinkah Bitcoin tetap mengalami penurunan di tahun 2023 ini?

PASAR Bitcoin tahun 2022 ditutup pada level $16.000. Angka ini menandai penurunan tajam hingga 65% dibandingkan dengan harga tertinggi $69.000 pada November 2021.

Dilansir dari Coinvestsi.com, Bitcoin memang telah mengalami tekanan berat sepanjang 2022, dari mulai konflik Rusia dan Ukraina, kebiajakan marko ekonomi seperti kenaikan suku bunga, kehancuran Terra Luna, FTX, dan beberapa perusahaan kripto besar lainnya.

Setelah serangkaian tekanan itu, bagaimana harga Bitcoin di 2023? Untuk mendapatkan jawabannya, Coinvestasi pun melakukan interview eksklusif dengan pakar-pakar kripto di Indonesia.

CEO Indodax, Oscar Darmawan, memprediksi Penurunan harga Bitcoin di 2023 kemungkinan masih akan terus berlanjut, karena kasus black swan dari FTX yang terjadi beberapa waktu lalu. “Namun akan sangat sulit sekali harga mencapai di bawah $10.000,” kata Oscar.

Menurutnya hal itu dimungkinkan karena Bitcoin sendiri diciptakan oleh proses penambangan yang membutuhkan modal besar untuk mendapatkan satu keping Bitcoin. Biaya nya pun tidak akan mungkin lebih rendah dari biaya eksplorasi yang ditimbulkan.

“Saya perkirakan di Q1 dan Q2 2023 kita bisa melihat keseluruhan damage dari FTX ini. Namun saya optimis setelah paruh tahun 2023 Bitcoin akan berangsur membaik melihat para investor menyiapkan diri untuk menyambut Bitcoin Halving Day berikutnya yang sangat berpengaruh menaikkan harga Bitcoin,” katanya.

Sedangkan Chief Marketing Pintu, Timothius Martin, menjelaskan Secara makro-ekonomi saat ini, semua sedang dalam kondisi yang challenging yang dipengaruhi beberapa faktor ekonomi global yang turut memberi tekanan, seperti inflasi, naiknya suku bunga dari The Fed, bayangan resesi global, hingga kondisi geopolitik yang memicu kenaikan harga-harga komoditas. Hal tersebut menjadi pemicu lambatnya pertumbuhan ekonomi dan juga berbagai instrumen investasi salah satunya crypto.

“Jika faktor-faktor di atas membaik di tahun depan, dan ditambah regulasi yang semakin jelas di berbagai negara, serta tumbuhnya “use-cases” crypto / web3, maka hal tersebut bisa dapat berpengaruh positif terhadap harga aset kripto,” katanya.

Sementara Teguh Harmanda, Ketua Aspakrindo pun turut membagikan pandangannya soal harga Bitcoin 2023. Ia meyakini Bitcoin masih akan alami koreksi tahun ini.

“Melihat kondisi crypto winter yang belum menujukan kehangatan, market kripto khususnya Bitcoin masih akan ada koreksi di tahun 2023. Proyeksi sampai awal tahun 2023, kondisi pasar bearish, harga BTC bisa berada di antara $15.000 hingga $21.000, katanya.

Teguh Harmanda, menjelaskan, “ Diproyeksikan koreksi terendah BTC bisa mencapai level sekitar $ 13.000-an atau 80% dari posisi ATH-nya di November 2021 lalu. Sedangkan, harga tertinggi kemungkinan bisa bull run menyentuh 29.000-US$ 30.000.”

“2023 kripto masih akan terjadi fluktuasi yang tinggi. Mungkin di awal tahun 2023 akan ada penurunan lagi dari posisi harga saat ini. Mengapa? Pertimbangannya situasi makroekonomi global belum membaik, tingkat inflasi banyak negara masih tinggi, dan kenaikkan suku bunga The Fed kemungkinan besar masih terus berlanjut,” katanya.(*)

Baca artikel asli Di Sini

BAGIKAN